Maghrib segera tiba. Muadzin melantunkan panggilan shalat bagi muslim. Sesudahnya, suara takbir pun berkumandang bersautan mengagungkan nama Allah. Alhamdulillah, ya rabbku. Tahun ini kami Engkau pertemukan kembali dengan Idul Akbar ini. Segala puji bagimu yang senantiasa melimpahkan nikmat pada kami.
Kurang-lebih ada 3 hal yang biasa kita ingat ketika datang Idul Adha, yaitu :
- Waktunya umat islam yang sedang melaksanakan Ibadah Haji melaksanakan lontar jumrah.
- Mengingat kembali kisah teladan Nabi Ibrahim beserta Nabi Ismail kala itu.
- Tentunya ingat sate deh... :-)
Bagi kita sangatlah penting mengingat itu semua, terutama hal yang ke 2. Sebuah kisah teladan yang mengandung banyak arti dan patutlah kita mencontohnya. Kita lihat dari sisi Nabi Ibrahim. Kala itu Nabi Ibrahim baru saja dipertemukan dengan putranya yang telah lama terpisah. Baru saja bertemu dan sedang ingin mengobati rindunya namun malam harinya, beliau malah mendapat mimpi yang mengisyaratkan utuk menyembelih puteranya.
Namun, Nabi Ibrahim memang tidak sertamerta percaya dengan mimpi itu melainkan senantiasa berdoa dan memohon petunjuk lebih dahulu
kepada Allah Swt. tentang kebenaran mimpinya beliau itu. Ternyata benar , memang mimpi itu berasal dari Allah adanya. Allah sedang ingin menguji ketaatan dan kesabaran seorang Nabi Ibrahim terhadap tuhan Nya. Bisa kita bayangkan betapa beratnya hal itu. dituntut untuk mengorbankan sesuatu yang teramat kita sayangi. Hal ini juga difirmankan Allah Swt. yang artinya kurang lebih " seseorang tidak dicatat mendapatkan suatu kebaikan, sehingga ia memberikan sesuatu yang amat dicintainya".
Begitu pula dengan Nabi Ismail sebagai putera yang harus mentaati orang tuanya, yaitu Nabi Ibrahim. Baru saja bertemu dengan ayah yang dirindukannya, malah tahu-tahu ayahnya mendapat perintah dari Allah untuk menyembelih dirinya. Jika saya semisal mendengar hal seperti itu, pasti sudah lari entah kemana. Berbeda dengan Nabi Ismail yang selalu taat kepada Ayahandanya. Ismail muda menjawab dengan tegas "lakukanlah, insyaallah aku adalah tergolong orang-orang yang sabar". Begitu taatnya kepada Allah dan orang tuanya sehingga ismail muda pun rela menerima semua itu.
Namun ketika Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail akan melaksanakan apa yang diperintahkan Allah, seketika itu Allah menghentikan dan memerintahkan Malaikat Jibril membawa domba dari surga untuk mengganti Nabi Ismail. Dan sejak itu, Idul Qurban diperingati.
Pelajaran ilmu ikhlas tingkat tinggi yang sudah selayaknya kita menirunya. Ketaatan kepada Allah dan Rasul Nya serta bakti kepada orang tua yang luar biasa. Dan ternyata dibaliki keikhlasan itu terdapat suatu nikmat yang tak terkira.
Wallahu a'lam....
by: om Bee
Namun, Nabi Ibrahim memang tidak sertamerta percaya dengan mimpi itu melainkan senantiasa berdoa dan memohon petunjuk lebih dahulu
Begitu pula dengan Nabi Ismail sebagai putera yang harus mentaati orang tuanya, yaitu Nabi Ibrahim. Baru saja bertemu dengan ayah yang dirindukannya, malah tahu-tahu ayahnya mendapat perintah dari Allah untuk menyembelih dirinya. Jika saya semisal mendengar hal seperti itu, pasti sudah lari entah kemana. Berbeda dengan Nabi Ismail yang selalu taat kepada Ayahandanya. Ismail muda menjawab dengan tegas "lakukanlah, insyaallah aku adalah tergolong orang-orang yang sabar". Begitu taatnya kepada Allah dan orang tuanya sehingga ismail muda pun rela menerima semua itu.
Namun ketika Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail akan melaksanakan apa yang diperintahkan Allah, seketika itu Allah menghentikan dan memerintahkan Malaikat Jibril membawa domba dari surga untuk mengganti Nabi Ismail. Dan sejak itu, Idul Qurban diperingati.
Pelajaran ilmu ikhlas tingkat tinggi yang sudah selayaknya kita menirunya. Ketaatan kepada Allah dan Rasul Nya serta bakti kepada orang tua yang luar biasa. Dan ternyata dibaliki keikhlasan itu terdapat suatu nikmat yang tak terkira.
Wallahu a'lam....
by: om Bee
Previous
« Prev Post
« Prev Post
Next
Next Post »
Next Post »