Berita Utama

PENGUNJUNG

KULTUM RAMADHAN: Tingkatan Orang Berpuasa

Oleh: Nur Kholis, S.Pd.I, M.Pd.

Bulan Ramadhan memiliki kedudukan istimewa dibandingkan dengan bulan-bulan yang lain. Kemuliaan Bulan Ramadhan adalah bulan penuh rahmat, bulan dimana amal ibadah kita akan dilipatgandakan pahalanya. Bulan Ramadhan adalah bulan penuh ampunan, setan-setan dibelenggu, Pintu Surga dibuka dan pintu neraka ditutup, bulan mustajab untuk berdo’a, bulan yang di dalamnya Al Qur’an diturunkan, bulan yang di dalamnya ada malam yang dinamakan Lailatul Qadar yang lebih mulia dari seribu bulan, dan masih banyak lagi kemuliaan bulan Ramadhan.

Puasa Ramadhan merupakan salah satu rukun Islam. Hal itu dijelaskan dalam QS. Al Baqarah ayat 183 yang berbunyi:

ياَيُّهَا الَّذِيْنَ امَنُوْا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَۙ (البقرة: 183)

Artinya: Hai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertakwa”

Puasa Ramadhan juga termasuk ibadah yang mendapatkan pahalanya dari Allah SWT sangat besar. Hal tersebut sesuai dengan Sabda Nabi Muhammad SAW yang artinya:

‘Sesungguhnya Allah SWT berfirman, setiap kebaikan diberi pahala 10 kali hingga 700 kali lipat. Sedangkan puasa Ramadhan untuk-Ku dan Aku sendiri yang akan memberi pahala puasanya (tanpa batas jumlah pahala)’. Al-Hadits.

Imam Abu Hamid Al Ghazali dalam kitabnya yang berjudul Ihya’ ‘Ulumuddin menjabarkan ada tiga golongan atau tingkatan orang berpuasa.

1. Shaum al-‘Umum
Pada tingkatan ini, dikategorikan
sebagai tingkatan puasa paling rendah. Orang yang berada pada tingkatan ini melaksanakan ibadah puasa hanya sekedar mboten dahar, mboten ngunjuk. Jadi orang tersebut hanya menahan lapar dan haus saja.

2. Shaum al-Khusus

Imam Al-Ghazali dalam kitabnya menjelaskan:

وأما صوم الخصوص فهو كف السمع والبصر واللسان واليد والرجل وسائر الجوارح عن الآثام

Artinya, “Adapun puasa khusus adalah mengendalikan pendengaran, penglihatan, ucapan, tangan, kaki, dan seluruh anggota badan dari dosa,” (Al-Ghazali, 2018 M: I/296). Jadi pada tingkatan ini, seseorang tidak hanya menahan lapar dan haus, tetapi juga menahan diri agar tidak melakukan dosa dan maksiat selama berpuasa.

3. Shaum al-Khusus al-Khusus

Tingkatan puasa ini bisa dikatakan merupakan level puasanya para Nabi, orang-orang shalih hingga para kekasih Allah SWT/waliyyullah. Pada tingkatan ini, selain menahan lapar, haus, dan menahan diri dari perbuatan maksiat, juga memuasakan hati dan pikiran dari segala cita-cita hina, termasuk melepas dari segala pikiran duniawi, serta mencegah dari sisi lain selain Allah SWT.

Semoga kita minimal bisa berpuasa dengan tingkatan minimal pada tingkatan golongan yang kedua. Amin. (zh)

Previous
« Prev Post
Show comments