Kendal – Menyambut tahun ajaran baru 2022-2023 yang akan dimulai Senin, 18 Juli 2022, MIN 1 Kendal mengadakan sosialisasi Implementasi Kurikululum Merdeka (IKM). Di MIN 1 Kendal, Kurikulum Merdeka akan diimplementasikan di kelas satu dan kelas empat. Adapun kelas dua, tiga, lima, dan enam, masih menggunakan Kurikulum 2013.
Nila Ubaidah, dosen UNISSULA Semarang, hadir mengisi sosialisasi yang mengusung tema “Menggerakkan Komunitas Belajar untuk Mendukung Implementasi Kurikulum Merdeka” tersebut.
Subiyono, kepala MIN 1 Kendal, menuturkan bahwa MIN 1 Kendal resmi menjadi salah satu pelaksana IKM dari total 1010 MI yang ada di Indonesia. Di Kabupaten Kendal sendiri baru ada tiga MI yang menjadi pelaksana IKM. Selain MIN 1 Kendal, ada MIN 2 Kendal dan MI NU 52 Mororejo.
“IKM memberi keluasan bagi sekolah untuk berkreasi dan berinovasi terkait apa yang akan dilakukan sesuai kemampuan sekolah dan siswanya,” tutur Subiyono.
Nila Ubaidah dalam pemaparannya menuturkan bahwa sebenarnya sejak tahun lalu sekolah yang berada di bawah kemendikbud sudah banyak yang melaksanakan IKM.
“Di kendal sendiri sudah ada 18 SD yang menerapkan IKM,” ujar Nila.
Nila melanjutkan, sampai saat ini pendidikan di Indonesia menggunakan tiga kurikulum, yaitu Kurikulum 2013 (K13), K13 yang disederhanakan di masa pandemi, dan Kurikulum Merdeka.
“Harapannya, pada tahun 2023 semua sekolah sudah bisa mengimplemenatasikan kurikulum merdeka,” terang Nila.
Meski dinamakan “merdeka”, Nila menjelaskan tetap ada batas-batas tertentu yang harus dipenuhi. Yang pertama, pembelajaran harus berorientasi holistik yang mengajarkan kecakapan akademis dan non-akademis, serta kompetensi kognitif, sosial, emosional dan spiritual. Yang kedua, pembelajaran harus berbasis kompetensi, bukan konte.
“Jadi kurikulum dirancang berdasarkan kompetensi yang ingin dikembangakan, bukan berdasarkan konten atau materi yang sudah ada,” tutur Nila.
Yang ketiga, pembelajaran harus berbasis kontekstualisasi dan personalisasi. Kurikulum harus dirancang sesuai konteksnya, meliputi budaya, misi sekolah, lingkungan lokal, dan kebutuhan murid.
“Jadi intinya, kurikulum merdeka mendorong pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan siswa, serta memberi ruang lebih luas pada pengembangan karakter dan kompetensi dasar masing-masing siswa,” papar Nila. (Zuha)
« Prev Post
Next Post »