Berita Utama

PENGUNJUNG

CERPEN - Hari Ulang Tahunku


oleh: Bilqis Nadine

kelas 5 Kesultanan Bone



Adel adalah anak yang periang. Ia tak pernah melewati hari kecuali dengan rasa semangat dan ceria. Tetapi hari itu, dia bermuram durja. Senyum tak menghiasi wajahnya. Ia bermuka masam sambil bermain pasir sendirian di taman. Padahal hari itu adalah hari ulang tahunnya. Ada apa gerangan?

“Hore, besok adalah hari ulang tahunku! Ayah, ibu, dan semua teman pasti akan mengucapkan selamat ulang tahun dan memberikan hadiah kepadaku,” ucap Adel ceria dalam hati sehari sebelum hari ulang tahunnya.

Keesokan harinya, setelah Adel bangun tidur dan membereskan tempat tidur dan dilanjutkan shalat subuh, ia segera bergegas menemui ibunya yang sedang menyiapkan sarapan dan bertanya;

“Ibu! Ibu tahu nggak, sekarang hari apa?” tanya Adel.

“Sekarang kan hari Minggu. Memangnya ada apa, Adel?” jawab Ibu.

Ah, mungkin ibu lupa. Aku ganti saja pertanyaannya,” batin Adel.

“Kalau sekarang ini tanggal berapa, bu?”

“Sekarang tanggal 19 November,” kata Ibu sambil memasak tanpa menoleh ke wajah Adel.

“Ih, Ibu bagaimana, sih! Sekarang kan hari ulang tahunku. Masak ibu lupa!”

Astaghfirullah, iya nak. Maaf ibu lupa. Selamat ulang tahun ya. Maaf, ibu dan ayah tidak sempat menyiapkan apa-apa untuk hari ulang tahunmu”

Mendengar jawaban ibunya, Adel kesal. Ia lalu pamit keluar.

“Adel tidak sarapan dulu?” tanya Ibu.

“Adel tidak lapar. Adel mau bermain di luar saja,” Jawab Adel ketus.

Karena orang tua Adel lupa dengan hari kelahiran anaknya sendiri, ia memilih bermain di luar. Siapa tahu ia bertemu teman-teman sekelasnya.

Kalau teman-teman pasti ingat. Bulan yang lalu saja waktu Fairuz ulang tahun, aku dan teman-teman sekelas yang lain merayakan dan memberi hadiah untuk Fairuz,” batin Adel.

“Eh, itu ada Novi dan Ayu. Novi, Ayu, kalian sedang apa?” teriak Adel sambil melambaikan tangan dan bergegas menghampiri sahabatnya itu.

“Eh Adel. Maaf ya Adel, kami sedang terburu-buru. Ada sedikit urusan,” kata Novi.

“Iya del, maaf hari ini tidak bisa menemanimu bermain,” timpal Ayu.

“Memangnya mau ke mana? Aku ikut ya!” kata Adel.

Novi dan Ayu tidak menjawab, tapi segera bergegas pergi meninggalkan Adel.

“Mereka berdua kenapa sih, koq aneh sekali tidak seperti biasanya,” gerutu Adel.

Hal sama juga terjadi ketika Adel bertemu teman-teman sekelasnya yang lain. Aqila, Rizki, Aziz, Izza, dan teman-teman lainnya, bahkan Fairuz yang ketika ia ulang tahun Adel memberikan hadiah kepadanya, semua seperti menghindar ketika melihat Adel. Adel pun kesal dan memutuskan bermain sendiri di taman. Tak terasa air mata menetes di pipinya.

“Ayah dan ibu jahat. Teman-teman juga sama. Kenapa mereka berbuat seperti itu di hari ulang tahunku,” ujar Adel.

Tak terasa matahari mulai meninggi dan hari mulai panas. Tiba-tiba terdengar suara krucuk-krucuk dari perut Adel.

“Oia, aku kan belum sarapan,” kata Adel.

Ia akhirnya memutuskan untuk pulang sambil menahan rasa kesal di hati. Sampai rumah, ia segera membuka pintu dan mengucapkan salam,

“SELAMAT ULANG TAHUN ADEL!”

Adel sangat kaget. Ayah, ibu, semua teman sekelas, bahkan ibu guru menyambut Adel dengan pesta kejutan.

“Selamat ulang tahun Adel.” Ini kue ulang tahun dari kami” Ini hadiah dariku. Selamat ulang tahun ya” “Maaf ya sudah mengerjaimu” “Semoga Panjang umur” “Semoga tercapai semua cita-citamu”

Bertubi-tubi Adel mendapatkan ucapan selamat dan doa dari orang tuanya. Ia juga mendapatkan banyak hadiah dari teman-temannya. Ia kembali meneteskan air mata dari kedua matanya karena terharu.

“Terima kasih ayah, ibu, teman-teman, dan juga ibu guru. Terima kasih atas pesta kejutan dan doa yang kalian ucapkan. Semoga doa-doa itu dikabulkan oleh Allah dan semoga Allah juga memberkahi kalian dengan doa yang sama dengan yang kalian ucapkan padaku,” kata Adel.

Adel yang tadinya murung, kini kembali ceria. Ia merasa bahwa itu adalah salah satu hari ulang tahun terbaik dalam hidupnya. (zh-ED)


Previous
« Prev Post
Show comments