Kendal – Mencari Bilangan termasuk materi yang rumit dipelajari siswa tingkat MI. Bilangan Prima adalah bilangan yang hanya mempunyai dua faktor, yaitu bilangan 1 dan bilangan itu sendiri. Ada beberapa metode untuk mencari bilangan prima. Misbakhul Munir, guru kelas 4 Kesultanan Sambas menggunakan Saringan Erathosthenes sebagai metode mencari bilangan prima.
Materi itu
diajarakan kepada 28 siswa kelas 4 Kesultanan Sambas. Harapannya, setelah
pembelajaran tersebut, siswa
bisa mengetahui bilangan prima yang ada pada bilangan mulai dari 1 sampai dengan
100.
Saringan Erathosthenes
adalah algoritma sederhana yang dibuat oleh ilmuan Yunani dari abad ketiga. Metode
ini efektif bagi orang yang ingin mencari bilangan prima dari awal.
Cara menggunakan
Saringan Erathosthenes adalah, pertama siswa membuat tabel yang berisi bilangan
satu sampai seratus. Langkah berikutnya, siswa mencoret angka 1 karena angka satu bukan bilangan
prima sebab hanya mempunyai satu faktor. Lalu, siswa mencari dan
mencoret angka kelipatan dua tanpa mencoret angka dua itu sendiri. Siswa mencoret semua angka kelipatan dua tersebut sampai angka seratus.
Langkah berikutnya, siswa mencari angka setelah angka dua yang tidak tercoret lalu melipatkannya, tanpa
mencoret angka tersebut. Semisal yang ditemukan adalah angka 3, maka yang
dicoret adalah semua angka kelipatan angka 3 sampai angka seratus tanpa
mencoret angka 3 itu sendiri. Lalu siswa mencari lagi angka berikutnya yang tidak tercoret
lalu melipatkan dan mencoret kelipatan dari angka tersebut. Proses itu diulangi
terus sampai tidak ada lagi angka yang bisa dicoret. Nah, angka yang tidak tercoret
itulah yang termasuk bilangan Prima.
Alkhalifi, salah satu siswa, menanyakan apa fungsi dari bilangan Prima. Hal itu dijawab oleh Munir bahwa fungsinya adalah untuk memudahkan pencarian operasi matematika yang lain, seperti FPB (Faktor Persekutuan Terbesar) dan KPK (Kelipatan Persekutuan Terkecil. (Munir/zh)
« Prev Post
Next Post »