Pernyataan yang sama disampaikan orangtua kelas 2.A, “Tidak pernah berangkat sekolah tahu-tahu sudah kenaikan kelas.” Ungkap orangtua Naila Zidna Ilma via Masduki Guru Kelas 2.A. Sementara bagi Dina Nur Fitriani Guru Kelas 2. C, yang menarik bagi saya saat penerimaan raport, adanya komentar dari wali murid yang bilang, "Belum pernah ketemu udah naik kelas ya, bu?"
Semua maklum karena selama 1 tahun tidak ada tatap muka, semua belajar dari rumah. Guru menyampaikan pelajaran secara daring melalui E-Learning, siswa menerima pelajaran melalui gadget didampingi orangtuanya di rumah. Mereka bertemu hanya di dunia maya hingga tidak saling kenal, tahu-tahu sudah kenaikan kelas. Toh demikian, belajar dari rumah membawa sisi positif bagi orangtua dan siswa itu sendiri.
Siti Muarofah, Guru Kelas 2. D menuturkan, orangtua yang tadinya tidak tahu IT sekarang jadi pinter IT, walaupun tadinya sangat kerepotan, tapi karena semangat dalam mendampingi anak belajar, akhirnya jadi pinter IT. Orangtua juga menjadi guru bagi putra/putrinya di rumah, rela mengorbankan waktu, tenaga, dan finansial untuk kesuksesan belajar putra/putrinya.
Dari sisi siswa, Siti Mualimah Guru Kelas 2.B menuturkan, “Banyak hal yang diperoleh anak selama belajar dari rumah. Materi pelajaran, jelaslah walaupun tidak sebanyak saat tatap muka. Mereka bisa mengoperasikan E-Learning, walau terkadang harus didampingi orangtua. Mereka juga membiasakan protokol kesehetan walaupun masih kelas 2.”
Dina menambahakan, “Ada kemajuan bagi anak-anak dalam mengoperasikan HP, selain game mereka bisa mengenal E-Learning, sebagaimana yang diceritakan guru kelas 2.B tadi. Dan melalui HP itu juga, mereka mendapat kabar bahwa dirinya naik kelas. Sebuah kabar yang sangat menyenangkan tentunya.”
Semoga pandemi ini segera berlalu, ada pembelajaran tatap muka meskipun terbatas, siswa kenal dengan guru, guru kenal dengan siswa, ada proses panjang dari awal duduk kelas 2 hingga naik di kelas 3. (sby)
« Prev Post
Next Post »